JA_RRIBerbicara Air ialah berbicara tentang sumber. Sumber dan sekaligus inti dari kehidupan ini yaitu yang Maha Tunggal, Allah SWT. Air sering digunakan sebagai bahasa simbol oleh dunia sastra. Simbol kerinduan akan sumber atau asal muasal dan juga tempat kembali. Air tidak sebatas material biasa namun hari ini ia menjadi harta karun yang diburu dan ingin terus dikuasai oleh bangsa asing.

Ketika Rasulallah hijrah ke Madinah yang pertama kali dilakukan adalah membagi tanah subur untuk digunakan sebagai lahan pertanian oleh penduduk setempat. ini bukti bahwa setiap masyarakat harus memiliki kemampuan mandiri dalam mengelola tanah yang tentu didalamnya mengandung air. Tanah bisa menjadi milik pribadi dengan bantuan hukum yang berlaku sementara air harus tetap menjadi milik umum. Sebab luas tanah yang ditempati mengandung air yang bersumber tidak hanya dari tanah itu sendiri.

Indonesia yang disebut-sebut sebagai negara agraris dan maritim. Dengan masing-masing kekayaan yang melimpah. Seolah surga pernah bocor sehingga mutiara-mutiaranya jatuh ke bumi dengan nama di hamparan bumi Nusantara hampir dipastikan tidak menghargai dan menghormati saudara-saudara kita yang bekerja sebagai petani, pelaut, dan nelayan. Sementara AS yang dikenal sebagai perusahaan produksi enternainer dan Jerman sebagai negara penghasil teknologi kelas 1. Mereka yang berprofesi sebagai artis atau teknokrat amat dijunjung kelas dan martabatnya.

Majelis Jamparing Asih edisi Januari 2016 malam lalu menghadirkan salah satu dzat Maiyah yah yaitu Syeikh Nursamad Kamba sebagai sumur ilmu, Prof. Mubiar dari ITB seorang pengajar Teknik Kimia yang memiliki perhatian terhadap Bio-engineering yang juga seorang pemerhati kelestarian lingkungan, Pak Hasto sebagai Kepala RRI. “Rumah Rakyat Indonesia” ia menyebutnya, Uwa Adi Pudjo sebagai orang tua dari Kenduri CInta, dan Kang Wawan Wg sebagai sesepuh Jamparing Asih.

Acara malam itu juga ditemani kemeriahan dan kekhusyuannya oleh Unit Rebana ITB (URI) yang didalangi oleh Hirzan dan Tim Rohani Islam (Rohis) SMK Al-Hadi dengan Kang Cecep Sebagai Kapten dan juga jamaah maiyah kecil yang ikut “mempercantik” forum malam itu sehingga membuat jamaah yang lain tidak rela untuk melewatinya walau hanya satu kedipan mata.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *